Selasa, 27 Juli 2010

Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH


Metode ialah suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks, yang paut (relevant) dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas, metode ialah suatu sistem berbuat. Karena berupa sistem maka metode merupakan seperangkat unsure-unsur yang membentuk suatu kesatuan.

Unsusr-unsur metode ialah wawasan intelektual, konsep, cara penghampiran (approach) persoalan, dan rancangbangun alas data (database). Wawasan Intelektual berkenaan dengan nalar, tanggap rasa (sensation), cerapan (perception), pengalaman, dan ilmu pengetahuan.

Konsep adalah hasil proses intelektual berupa kejadian imajinatif untuk memperluas atau memperkaya cearpan, sehingga dapat dibentuk gagasan baru yang dapat menganalisis persoalan secara lebih cermat. Cara berkenaan dengan pola berfikir. Alas data ialah cerminan citra tentang “kenyataan” yang dimiliki seorang peneliti, atau cerapan peneliti tentang “kenyataan”. Alas data dirancangbangun sedemikian rupa agar semua data yang terkumpulkan dapat dialokasikan kepada kedudukan atau fungsinya yang sepadan menurut maksud dan tujuan penelitian.

Penelitian
Penelitian (research) ialah suatu kegiatan mengaji (study) secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaedah tertentu. Kaedah yang dianut ialah metode. Mengaji ialah suatu usaha memperoleh atau menambah pengetahuan. Jadi, meneliti dilakukan untuk memperkaya dan meningkatkan ketahanan tentang sesuatu
Ada kegiatan yang disebut penyelidikan (investigation), yaitu mencari fakta secara telti dan teratur menurut suatu kaedah tertentu untuk menjawab suatu pertanyaan. Jadi, menyelidik dikerjakan untuk menjelaskan sesuatu.
Pada dasarnya suatu penyelidikan dinyatakan selesai setelah berhasil menemukan penyebab kejadian. Suatu penelitian baru dianggap selesai setelah berhasil menetapkan factor atau latar belakang penggerak atau pengendali penyebab atau pelaku kejadian. Jadi, suatu penelitian menjangkau persoalan secara lebih jauh atau lebih mendalam daripada suatu penyelidikan. Semua asa penyelidikan digunakan dalam penelitian, akan tetapi tidak semua asas penelitian digunakan dalam penyelidikan. Oleh karena penelitian selalu berusaha mengungkapkan factor penimbul sebab maka penelitian menjadi sumber ilmu. Dengan kata lain, tanpa penelitian tidak akan ada ilmu dan ilmu hanya dapat tumbuh dan berkembang kalau didorong dan didukung dengan penelitian.
Ilmu menjadi rujukan penelitian, membentuk wawasan intelektual yang menjadi salah satu unsure metode penelitian. Ilmu tersusun atas fakta dan teori. Dengan saran fakta dan teori ilmu membuka peluang untuk memahami makna suatu gejala yang teramati dan pada gilirannya kepahaman tersebut dapat memberikan peluang menyelesaikan persoalan. Sasaran ilmu ialah menjelaskan, meramal, dan mengendalikan keadaan.
Mengaji atau mengkaji dapat berjalan dengan jalan membaca, mengamati kejadian, melakukan sigi (survey), membuat percobaan lapangan atau rumahkaca, atau mengadakan analisis laboratorium. Maka ada penelitian pustakan, penelitian pengamatan (observational research), penelitian geografi, dan penelitian analitik dengan percobaan (experimental research).

Persoalan
Persoalan (problem) adalah pangkal penelitian. Tidak akan ada penelitian kalau tidak ada persoalan. Persoalan ialah segala sesuatu yang dihadapi atau dirasakan seseorang yang menimbulkan dalam diri orang bersangkutan suatu keinginan atau kebutuhan untuk membahasnya, mencari jawabannya, atau menetapkan cara menyelesaikannya.

Kejadian, kenyataan, atau keadaan yang menjadi sumber persoalan berada di luar rohani pengamat, berarti di luar alam fakir dan alam rasanya. Sumber persoalan berada di lingkungan tempat pengamat berada, atau dapat berada di jasmani pengamat.
Persoalan adalah tafsir sesuatu yang teramati lewat tanggap rasa, cerapan dan konsep, yang ketiganya merupakan cetusan alam fakir dan alam rasa. Jadi, sumber persoalan adalah sesuatu yang objektif, akan tetapi persoalan selalu bersifat subejektif. Kejadian yang sama dapat menimbulkan persoalan yang berbeda dalam diri pengamat yang berbeda.

Tanggap rasa ialah kepekaan indera menangkap atau merasakan sesuatu yang khusus atau khas pada kejadian yang diamati. Kekhususan atau kekhasan tersebut dapat berkenaan dengan potensi bahaya, kesulitan, penyimpangan dan kewajara, dsb. Kepekaan di suatu pihak merupakan watak pembawaan dan di pihak lain berkenaan dengan latar belakang kehidupan pribadi dan social, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, dan dipengaruhi keadaan tempat, suasana lingkungan dan waktu pengamatan, termasuk keadaan emosi pengamat.

Cerapan ialah seni merangkaian sesuatu yang terhayati dengan tanggap rasa dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Cerapan digunakan memberikan makna kepada kejadian yang tertangkap indera (pengertian indera mencakup alat pengamat). Kekuatan cerapan ditentukan oleh kepekaan tanggap rasa dan keluasan serta kedalaman pengalaman dan pengetahuan. Cerapan digolongkan seni karena banyak melibatkan bakat atau pembawaan. Tradisi, adapt istiadat, budaya, kepercayaan dan agama berpengaruh kuat atas cerapan.

Intensitas persoalan dapat berubah mengikuti perjalanan waktu dan pergeseran tempat kejadian. Persoalan penting pada masa lalu menjadi tidak penting pada waktu sekarang (misalnya suatu penyakit sudah ditemukan cara penanggulangannya yang mujarab). Suatu persoalan dinilai berat kalau muncul di suatu tempat, akan tetapi dinilai tidak berat kalau muncul di tempat lain (misalnya persoalan perambahan hutan berkurang berat setelah berpindah dari hulu ke hilir). Intensitas persoalan juga bergantung pada kepekaan tanggap rasa dan kekuatan cerapan. Maka persoalan itu bermatra ruang, waktu dan kejiwaan.

Modul ini masih berkelanjutan artinya belum selesai ditulis, mohon maaf...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar